Lembaran karet Tjipetir Indonesia Yang Terkenal Di Dunia
TJIPETIR? Anda tahu?Sebuah artikel muncul di halaman terakhir dari surat kabar Ouest-France dari Rabu 2013/11/20 tentang lembaran karet ini bahwa kita dapat memiliki kesempatan untuk menemukan di sepanjang pantai kami.
Piring ini, dibuat awal abad lalu oleh Tjipetir di Indonesia dari pohon karet Australia "getah perca", yang digunakan terutama untuk perlindungan dan isolasi untuk kabel bawah laut.
Selama 100 tahun terakhir, benda persegi bertuliskan ‘Tjipetir’ bertebaran di pantai-pantai Inggris dan Eropa bagian utara. Seorang warga Inggris mengaku baru memecahkan misteri dari mana benda itu berasal.
Misteri blok Tjipetir diungkap Tracey Williams. Pada musim panas 2012 lalu, Tracey Williams sedang berjalan di pantai dekat rumahnya di Cornwall, Inggris, ketika dia melihat benda persegi bertuliskan ‘Tjipetir’. Ketika disentuh, benda tersebut terasa kenyal seperti karet.
Williams kembali menemukan benda serupa di bagian pantai lain beberapa pekan kemudian.
Didorong rasa penasaran, dia pun membuat sebuah riset. Tulisan ‘Tjipetir’ ternyata berasal dari sebuah daerah dekat Sukabumi, Indonesia. Di sana, saat Belanda masih menjajah Indonesia, terdapat sebuah perkebunan karet yang menghasilkan blok-blok persegi.
Pada abad ke-19 dan pertengahan abad ke-20, blok-blok itu digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Temuan itu kemudian diunggah Williams di laman Facebook. Lambat laun banyak orang datang berkunjung ke laman itu dan melaporkan bahwa mereka menemukan blok Tjipetir.
Orang-orang itu tidak hanya tinggal di Inggris, tapi juga Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark.
Lembaran karet Tjipetir (pic:vuesurmer-blog.blog) |
Titanic
Asal blok ‘Tjipetir’ dan mengapa benda itu tersebar di Eropa memunculkan misteri.
“Sebuah surat kabar Prancis meliput kisah ini dan melaporkan bahwa Titanic membawa benda ini. Saya memeriksa manifes kapal Titanic dan menemukan bahwa memang kapal itu membawa benda karet. Spekulasi pun berkembang setelah berita ini tersiar,” kata Williams.
Kapal dagang dan kapal pesiar (termasuk "Titanic") tenggelam dengan piring pengiriman karet.
Dalam beberapa pekan terakhir, piring "TJIPETIR" muncul kembali dalam jumlah yang signifikan, menunjukkan mereka melarikan diri memegang dari kecelakaan kapal setelah puluhan tahun tidur.
(pic:fenomenadi.blog) |
Namun, pada musim panas 2013, Williams menemukan sebuah terobosan. Dia dihubungi secara terpisah oleh dua orang, yang tidak ingin diungkap identitasnya. Keduanya merujuk sebuah kapal sebagai sumber blok Tjipetir, yaitu Miyazaki Maru.
Kapal asal Jepang itu ditenggelamkan kapal selam Jerman, U-88, yang dikomandani Kapten Walther Schwieger, pada 31 Mei 1917.
Akibatnya, Miyazaki Maru karam 241 kilometer sebelah barat Kepulauan Scilly, antara Inggris dan Prancis.
Fakta itu diamini Alison Kentuck, seorang pejabat Inggris yang menangani kapal karam di perairan Inggris. Menurutnya, blok-blok itu berasal dari Miyazaki Maru.
Williams, yang kini menulis buku mengenai blok Tjipetir, mengatakan sebagian besar blok dalam kondisi baik. Bahkan, ada nelayan yang memakainya untuk talenan.
Pabrik Karet Cipetir yang Produknya Jadi Misteri di Eropa(Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom) |
Menurut sumber detikcom Bangunan tua di areal perkebunan milik PTPN VIII Sukamaju Sukabumi berdiri kokoh. Cat putihnya tampak kusam. Siapa sangka, di situlah karet kualitas dunia diproduksi seabad lalu. Produknya berupa blok-blok sebesar tablet bertuliskan 'Tjipetir' bahkan jadi misteri setelah tercecer di pantai-pantai Eropa.
detikcom berkunjung ke pabrik itu, Selasa (2/12) petang. Situasi sepi. Maklum, selain karena tidak ada operasional, bangunan yang temboknya bertuliskan 'Cipetir' itu berjarak 1,5 km permukiman terdekat, Desa Cipetir, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Menurut Kepala Administratur PTPN VIII Sukamaju, Budhi Herdiana, pabrik Cipetir memiliki 30 karyawan. Mereka merupakan pekerja perkebunan dan hanya bekerja jika ada pesanan.
BACA JUGA: Yamal Kendaraan Tempur Buatan Rusia
0 comments:
Post a Comment