Bersatunya Dua Kekuatan Asia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Indonesia dan China, dua kekuatan besar Asia bersinergi dalam menyamakan persepsi dan keinginan untuk menyatukan kekuatan dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Menjelang peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-15, Indonesia dan China memperingati 60 tahun hubungan bilateral dan 26 tahun kerjasama di bidang Iptek. Tahun 2010 pun telah dideklarasikan oleh pemimpin kedua negara sebagai “Years of Friendship and Cooperation between Indonesia and China”.Untuk menandai keharmonisan kedua negara dalam kerjasama Iptek bilateral, Pemerintah China memberikan hibah 50 unit notebook Lenovo kepada Kementerian Riset dan Teknologi, yang diserahkan secara simbolis oleh Duta Besar China, Madame HE Zhang Qiyue kepada Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata di Ruang VIP, Gedung II BPPT pada Rabu, 4 Agustus 2010.
Dalam sambutannya, Menristek membagi informasi kepada Delegasi China akan arahan Presiden SBY pada Januari 2010, yang terkait dengan pemantapan Sistem Inovasi Nasional (SINas). Menristek menekankan SINas harus menjadi landasan pembangunan bangsa Indonesia dan Iptek sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Menanggapi hal tersebut, Dubes China mengajak Indonesia berbagi pengalaman dalam mengembangkan Sistem Inovasi Nasional. “Currently, my government as well as your government are committed to build the National Innovation System. So we are also willing to share experience in this regards with Indonesian side” Ujar Zhang Qiyue.
Zhang Qiyue lebih lanjut menghargai usaha Pemerintah Indonesia untuk menjaga hubungan bilateral Indonesia China dan menyuarakan pengharapan yang besar dalam menjaga dan menata hubungan tersebut dimasa yang akan datang. Beliau menginformasikan bahwa donasi Notebook kepada Kementerian Ristek merupakan simbolisme dari apresiasi yang mendalam dari Pemerintah China. Diyakini, dengan pesatnya pembangunan ekonomi dan Iptek di China, kedua Negara dapat menyamakan persepsi dalam penentuan kerjasama sinergis yang akan menguntungkan tidak hanya bagi kedua Negara, melainkan untuk seluruh dunia.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan ringkasan kesepakatan kerjasama Iptek untuk tahun 2011-2012 antara Deputi Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; Syamsa Ardisasmita dengan Xu Deputi Direktur Jenderal, Departemen Kerjasama Internasional, Kementerian Iptek China; Xu Chaoqian. Kesepakatan tersebut adalah hasil persidangan Tim Komite Iptek Indonesia – China di Jogjakarta pada tanggal 2-3 Agustus 2010, dimana telah dihasilkan 10 kesepakatan kerjasama bilateral, antara lain dalam bidang (i) pengembangan obat herbal untuk mereduksi penyakit kanker dan keturunan (BPPT); (ii) sel punca; (iii) sistem kogenerasi energi nuklir (BATAN); (iv) kultivar padi tahan stres kekeringan melalui transkripsi gen (LIPI); (v) konsorsium mikroba untuk tanaman pangan dari lahan gambut (BPPT) ; (vi) insektisida botani IPB; (vii) introduksi dan evaluasi plasma nutfah (KEMTAN); (viii) Jatropha Curcas – spesies tanaman potensial untuk Biodiesel; (ix) perbandingan perlakukan pengobatan tradisional dan modern sebagai treatment Hipertensi; (x) pertukaran plasma nutfah kentang manis untuk penggunaan khusus (KEMTAN). Selain 10 bidang kerjasama tersebut, Komite juga menyepakati untuk menyelenggarakan 'Konferensi dan Pameran Iptek Indonesia - China' pada tahun 2011 di Indonesia, guna menginformasikan kemajuan litbang bersama Indonesia-China dalam bidang Iptek. Di samping itu, Komite Indonesia-China menyetujui untuk melibatkan peneliti-peneliti muda di Indonesia dalam mengimplementasikan program kerjasama bilateral.
Acara tersebut disaksikan oleh beberapa Tim Pengarah Indonesia (Amin Soebandrio, Rifatul Widjhati), Kepala BPPT Marzan Iskandar, Ketua DRN Andrianto Handojo, para Deputi dan Staf Khusus Menristek. (ad-jii/humasristek)
• Ristek
0 comments:
Post a Comment